Pewarnaan tahan asam
adalah tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu pewarna untuk membedakan
suatu mikroorganisme dengan kandungan dinding sel peptidoglikan serta disusun lebih
dari 60% lipid kompleks yang tahan terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam.
Bakteri tahan asam memiliki kandungan senyawa dari peptidoglikan dan lipid
kompleks (wax-D) yang disebut asam mycolat yang membangun struktur dinding
selnya, sehingga menjadi impermeabel terhadap macam-macam prosedur pewarnaan
termasuk pewarnaan Gram. Bakteri ini dikenal tahan asam sebab bakteri tersebut
resisten terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam. Dalam prosedur pewarnaan
tahan asam, Karbol fuchsin merupakan pewarna dasar, yang mengandung fenol untuk
membantu melarutkan dinding sel. Pemanasan biasanya diperlukan untuk memperkuat
penetrasi pewarna dasar ke dalam sel bakteri. Semua tipe sel akan tewarnai oleh
pewarna dasar. Sel selanjutnya didekolorisasi oleh alkohol asam, yang
mengilangkan pewarna dasar pada semua tipe sel bakteri, kecuali bakteri yang
tahan asam. Metilin biru kemudian dijadikan pewarna lawan yang akan mewarnai
sel yang telah terdekolorisasi. Akhir dari prosedur pewarnaan tahan asam akan
menunjukkan warna merah – pink untuk bakteri tahan asam, dan warna biru untuk
bakteri yang tidak tahan asam.
Contoh bakteri tahan asam adalah Mycobacterium,
sehingga teknik pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) ini sering digunakan dalam
identifikasi kuman penyebab infeksi paru.
Bakteri tahan asam
adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basa yang
dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam
klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan
cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat
warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau
hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa
Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna
sesuai warna kontras.
Mycrobakteria adalah
bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak
mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh
asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri-ciri khas
Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan adalah basil tuberkel merupakan
batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan
terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan
sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa,
warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan
iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya
95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan
cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan
asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau
irisan jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi
kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin,
rodamin).
Contoh bakteri yang
tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa
spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteri-bakteri dari kedua genus ini
diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding
selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel
terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai
oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Zat warna adalah senyawa
kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari
ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini
berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri
akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar
pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam
dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut
zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna
asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan
lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO42-,
CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat
dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna
basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel. Pewarnaan bakteri
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat,
intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Pada bakteri gram
positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah.
1
Bakteri Tahan Asam
Penemuan dan penilaian
bakteri tahan asam (BTA) secara mikroskopis, dilakukan menurut standar
International Union Association Lung Tuberculosis Disease (IUALTD) sesuai
dengan kesepakatan WHO (K.Toman 1971), sebelumnya belum ada standar sebagai
acuan untuk mengetahui ketepatan hasil pemeriksaan BTA di laboratorium. Salah satu
bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak yang
diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1
cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop.
Dahak yang diambil ialah dahak yang
kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan waktu pengambilan sebagai
berikut :
• Dahak sewaktu, penderita datang
berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik
• Dahak pagi, yang diambil besok
paginya begitu bangun tidur.
• Dahak sewaktu, yang diambil
sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut
Ludah tidak dapat diperiksa karena
ludah berasal dari kelenjar dalam rongga
mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.
Bakteri tahan asam
(BTA) disebut asidofil (inggris: acidophile), adalah bakteri yang memiliki
ciri-ciri berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel
yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang
ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri ini ada 41 spesies yang
telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology)
yang sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya patogen untuk
manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae,
Acidobacterium, Acidithiobacillales ferrooxidans, Acidithiobacillales
thiooxidans, Thiobacillus prosperus, T. acidophilus, T. organovorus, T.
cuprinus, Acetobacter aceti, bakteri yang digunakan dalam produksi asam
cuka dari oksidasi etanol dan lain-lainnya yang dapat menyebabkan infeksi
kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik.
Bakteri ini membutuhkan
bahan tambahan makanan seperti darah egg yolk, serum dan sel yang tebal yang
terdiri dari asam lemak mivolet untuk pertumbuhannya. Mycobacterium
tuberculose merupakan bakteri berbentuk batang sedikit bengkok, panjang
atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat 2 - 8
minggu, suhu optimal 37 - 38oC. Mycobacterium tahan terhadap asam
dan alkali dibanding dengan kuman lain sehingga apabila bahan spesimen
mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan mudah sehingga spesimen menjadi
lebih murni.
Mycobacterium
tuberculose terdapat pada manusia yang
mengidap penyakit TBC dan penularannya terjadi melalui jalan pernafasan, tetapi
spesies Mycobacterium bovis biasanya terdapat pada lembu dan dapat ditemukan
pula pada manusia di usus.
Gambaran Bakteri Micobacterium
tuberculosis di mikroskop (yang berwarna merah)
2.
Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
Fungsi pewarnaan tahan
asam selain untuk mengetahui bentuk dan susunan sel bakteri juga untuk
mengetahui sifat-sifat dari bakteri/physiologis dari bakteri (reaksi dinding
sel bakteri).
Dari hasil pewarnaan
bakteri tahan asam (BTA), bakteri tahan asam berwarna merah dan bakteri tak
tahan asam berwarna biru karena pada bakteri tahan asam bersifat resisten terhadap
dekolorisasi dengan alkohol asam, sehingga warna dasarnya (Karbol fuchsin)
tetap berwarna merah. Sedangkan bakteri tak tahan asam warna dasarnya
terdekolorisasi oleh alkohol asam, sehingga warna dasarnya menjadi hilang dan
ketika di tambahkan metilin biru akan berwarna biru.
Pemberian zat warna
dasar pada pewarnaan bakteri tahan asam harus melalui proses pemanasan karena
untuk memperkuat penetrasi pewarna dasar kedalam sel bakteri.
Manfaat pewarnaan
bakteri tahan asam (BTA) dalam dunia kesehatan adalah untuk dapat menghasilkan
antibiotik streptomisin, dapat menghasilkan vitamin B12, dan dapat menghasilkan
vitamin K (membantu proses pembekuan darah).
Metode Pewarnaan BTA
terbagi menjadi tiga, yaitu :
A. Zeihl
– Neelsen
Bahan :
·
Karbol Fuchsin
-
Basic Fuchsin 0,5 gr
-
Alkohol 95% 10 ml
-
Air Alkohol (5 gr fenol
+ 95 ml aquadest) 40 ml
·
Asam Alkohol
-
HCl pekat 5 ml
-
Alkohol 96% 90 ml
·
Methylen Blue
-
Methylen blue 0,3 gr
-
Alkohol 95% 30 ml
-
Aquadest 70 ml
Untuk larutan Methylene
Blue, dapat diganti dengan :
-
Asam Pikrat 0,75 gr
-
Aquadest 100 ml
B. Kinyon-Gabet
(Than Tiam Hok)
Bahan :
·
Kinyon
-
Basic Fuchsin 4 gr
-
Kristal Fenol 8 gr
-
Alkohol 96% 20 ml
-
Aquadest ad 100 ml
·
Gabet
-
Methylen Blue 1 gr
-
H2SO4
96% 20 ml
-
Alkohol 96% 30 ml
-
Aquadest 50 ml
C. Fluorokrom
Pada pewarnaan
fluorokrom,bakteri terwarnai sangat kontras dibanding latar belakangnya serta
pemeriksaan dibawah mikroskop tidak memerlukan pembesaran sampai 100x.
Dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan, didapat bahwa Zeihl Neelsen merupakan
metode terbaik dan dapat dilakukan di laboratorium sederhana.
3. Tujuan
a.Untuk mengetahui teknik pewarnaan
Bakteri Tahan Asam (BTA).
b.Mengetahui tingkat infeksi dari sputum.
b.Mengetahui tingkat infeksi dari sputum.
4. Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Lampu spirtus
- Kawat ose
- Objek glass
- Kapas alkohol
- Jembatan pewarnaan
- Sputum (dahak)
- Tissue
- Biakan bakteri 24-48 jam
- Karbol fuchsin
- Alkohol asam
- Methylen blue
- Oil imersi
- Lampu spirtus
- Kawat ose
- Objek glass
- Kapas alkohol
- Jembatan pewarnaan
- Sputum (dahak)
- Tissue
- Biakan bakteri 24-48 jam
- Karbol fuchsin
- Alkohol asam
- Methylen blue
- Oil imersi
5. Cara Kerja
a. Preparat
dibuat secara langsung kemudian difiksasi, yaitu dengan membersihkan kotoran
dengan kapas alkohol pada objek glass
b. Sputum
diletakkan di atasnya dengan menggunakan kawat ose (dalam keadaan aseptis)
setipis mungkin kemudian dilakukan pengeringan, setelah kering kemudian
difiksasi.
c. Objek
glass yang kering ditetesi carbol fuchsin dan dipanaskan selama 5 menit tetapi
jangan sampai mendidih.
d. Cuci
dengan air mengalir dan dikeringkan.
e. Tetesi
dengan asam alkohol, lalu cuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
f. Tetesi
dengan methylen blue, diamkan selama 20 – 30 detik kemudian dicuci dengan
menggunakan air mengalir, keringkan dan amati dibawah mikroskop.
g. Tetesi
dengan oil imersi mengamati dibawah mikroskop pada pembesaran 100 x.
h. Gambar
hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
|
6.
Pembahasan
Bakteri tahan asam
(BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang
panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan
lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding
sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose,
Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia
gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat
menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan
sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose
terjadi melalui jalan pernafasan.
Pewarnaan Ziehl Neelson
atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan
bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat
mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan
pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada
bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan
melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak
berwarna.
Uji bakteri tahan asam
(BTA) pada praktikum dengan menggunakan prosedur pewarnaan Ziehl Neelson yaitu
dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan methylen blue.
Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2 yang
dilaporkan secara kuantitatif menurut IUAT, yaitu:
Negatif (-) : apabila tidak ditemukan BTA.
Positif negatif (+/-) : apabila terdapat 1 – 9 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 1(+) : apabila terdapat 10 – 90 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 2(++) : apabila terdapat 1 – 9 BTA / 1 lapang pandang.
Positif 3(+++) : apabila terdapat > 10 BTA / 1 lapang pandang.
Negatif (-) : apabila tidak ditemukan BTA.
Positif negatif (+/-) : apabila terdapat 1 – 9 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 1(+) : apabila terdapat 10 – 90 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 2(++) : apabila terdapat 1 – 9 BTA / 1 lapang pandang.
Positif 3(+++) : apabila terdapat > 10 BTA / 1 lapang pandang.
Tujuan pemberian carbol
fuchsin adalah untuk mewarnai seluruh sel bakteri. Tujuan pemberian alkohol
asam adalah meluruhkan warna dari carbol fuchsin, tetapi pada golongan BTA
tidak terpengaruh pemberian alkohol asam karena memiliki lapisan lipid yang
sangat tebal sehingga alkohol sukar menembus dinding sel bakteri tersebut dan
warna merah akibat pemberian carbol fuchsin tidak hilang. Tujuan pemberian
methylen blue adalah memberi warna background.
Mewarnai bakteri yang
tahan terhadap asam digunakan cara pewarnaan Ziehl Neelson. Pewarnaan Ziehl
Neelson terdapat beberapa perlakuan dan zat kimia yang diberikan. Fiksasi
bertujuan untuk mematikan bakteri tetapi tidak mengubah struktur sel bakteri.
Perlakuan pencucian dengan menggunakan aquades atau air mengalir bertujuan
untuk menutup kembali lemaknya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR
PUSTAKA
Pelczar,dan
Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press
Harrah's Cherokee Casinos - Mapyro
BalasHapusHarrah's Cherokee 여주 출장샵 Casinos. Casino Address. 2200 North Carolina Road, Suite 200, Suite 200, 경기도 출장마사지 Suite 206, Cherokee, 광양 출장안마 NC 28719. Harrah's 춘천 출장샵 Cherokee 상주 출장마사지