ETIKA
Kata
etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Etika
merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan
oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran
organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat
serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala
bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian
PROFESI
Profesi
merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit
dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan
keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan
dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah
dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan
diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Ciri-ciri
Profesi :
· Sebuah profesi mensyaratkan
pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
· Pelatihan tersebut meliputi komponen
intelektual yang signifikan;
· Tenaga yang terlatih mampu
memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
· Adanya proses lisensi atau
sertifikat;
· Adanya organisasi;
· Otonomi dalam pekerjaannya.
KODE ETIK
Kode
etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan
kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan masyarakat.
Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan masyarakat.
PROFESIONALISME
Profesionalisme
adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja
tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan
rasa keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan
semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang
tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN
Etika
profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
· Keahlian (pengetahuan, nalar atau
kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
· Keterampilan dalam komunikasi (baik
verbal & non verbal)
· Profesionalisme (tahu apa yang harus
dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Kewajiban
Terhadap Profesi
· Menjunjung tinggi serta memelihara
martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat
dipercaya.
· Meningkatkan keahlian dan
pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
· Melakukan pekerjaan profesinya
sesuai dengan standar prosedur operasional, standar keselamatan kerja yang
berlaku dan kode etik profesi.
· Menjaga profesionalisme dalam
memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
Kewajiban
Terhadap Pekerjaan
· Bekerja dengan ikhlas dan rasa
syukur
· Amanah serta penuh integritas
· Bekerja dengan tuntas dan penuh
tanggung jawab
· Penuh semangatdan pengabdian
· Kreatif dan tekun
· Menjaga harga diri dan jujur
· Melayani dengan penuh kerendahan
hati
Kewajiban
Terhadap Rekan
· Memperlakukan setiap teman sejawat
dalam batas-batas norma yang berlaku
· Menjunjung tinggi kesetiakawanan
dalam melaksanakan profesi.
· Membina hubungan kerjasama yang baik
dan saling menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya
dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.
Kewajiban
Terhadap Pasien
· Bertanggung jawab dan menjaga
kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara
profesional.
· Menjaga kerahasiaan informasi dan
hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya memberikan kepada pihak
yang berhak.
· Dapat berkonsultasi / merujuk kepada
teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
Kewajiban
Terhadap Masyarakat
· Memiliki tanggung jawab untuk
menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu
mengutamakan kepentingan masyarakat.
· Dalam melaksanakan pelayanan sesuai
dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
serta norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
· Dapat menemukan penyimpangan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma yang berlaku pada saat itu
serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.
Langkah Menuju Profesional
· Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin
dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)
· Self management (manajemen prioritas dan manajemen
waktu)
· Self awareness (pengelolaan kelemahan dan
kelebihan diri)
Harapan
Profesionalisme Analis Kesehatan
· Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi
kemampuan hasil pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri
sendiri
· Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan
· Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam
memberikan pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan
profesi lain)
· Assurance (jaminan), mencakup kemampuan,
kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari
risiko bahaya atau keragu-raguan
· Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa
(pasien, klinisi, dan profesi lain)
ETIKA
PROFESI ANALIS KESEHATAN
Etika
profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
· Keahlian (pengetahuan, nalar atau
kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
·
Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
· Profesionalisme (tahu apa yang harus
dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Kewajiban
Terhadap Profesi
· Menjunjung tinggi serta memelihara
martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat
dipercaya.
·
Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
·
Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar
prosedur operasional, standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik
profesi.
· Menjaga profesionalisme dalam
memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
Kewajiban
Terhadap Pekerjaan
· Bekerja dengan ikhlas dan rasa
syukur
·
Amanah serta penuh integritas
·
Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
·
Penuh semangatdan pengabdian
·
Kreatif dan tekun
·
Menjaga harga diri dan jujur
· Melayani dengan penuh kerendahan
hati
Kewajiban
Terhadap Rekan
· Memperlakukan setiap teman sejawat
dalam batas-batas norma yang berlaku
·
Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
· Membina hubungan kerjasama yang baik
dan saling menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya
dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas tinggi.
Kewajiban
Terhadap Pasien
· Bertanggung jawab dan menjaga
kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada pasien / pemakai jasa secara
profesional.
· Menjaga kerahasiaan informasi dan
hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya memberikan kepada pihak
yang berhak.
· Dapat berkonsultasi / merujuk kepada
teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat
Kewajiban
Terhadap Masyarakat
· Memiliki tanggung jawab untuk
menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada masyarakat luas serta selalu
mengutamakan kepentingan masyarakat.
· Dalam melaksanakan pelayanan sesuai
dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
serta norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
· Dapat menemukan penyimpangan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma yang berlaku pada saat itu
serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.
Langkah
Menuju Profesional
· Self comitment (teguh pada tujuan
yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)
· Self management (manajemen prioritas
dan manajemen waktu)
· Self awareness (pengelolaan
kelemahan dan kelebihan diri)
Harapan
Profesionalisme Analis Kesehatan
· Tangibles (bukti langsung dan nyata)
meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat menunjukkan konsep derajat kesehatan
pada diri sendiri
· Reliability (kehandalan), yaitu
kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan
· Responsiveness (daya tanggap), yaitu
tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap pemakai jasa (pasien,
klinisi, dan profesi lain)
· Assurance (jaminan), mencakup
kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki Analis Kesehatan dan
bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
· Emphaty (empati) meliputi kemudahan
dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pemakai
jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
Kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang analis kesehatan :
1. Keterampilan
dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk penyiapan pasien,
labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi, permprosesan, penyimpanan dan
pengiriman spesimen.
2. Keterampilan
dalam mengerjakan prosedur laboratorium.
3. Keterampilan
dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat yang benar.
4. Keterampilan
dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi, dan penanganan
masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
5. Keterampilan
dalam pembuatan dan uji kualitas media serta reagen untuk pemeriksaan
laboratorium.
6. Kewaspadaan
terhadap factor yang mempengaruhi hasil.
7. Ketrampilan
dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu hasil,
sebelum melaporkan hasil uji.
8. Keterampilan
dalam menginterprestasikan hasil uji.
9. Kemampuan
merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.
MANFAAT DAN PENGARUH ANALIS
KESEHATAN
Segala sesuatu pasti memiliki manfaat dan pengaruh baik
positive maupun negative. Dunia kedokteran memiliki banyak sekali aspek yang
mendukung didalamnya. Banyak sekali hal yang ikut andil besar dalam kemajuan
dunia kedokteran. Faktor penunjang dunia kedokteran meliputi profesi,
laboratorium, media, sampel, bahkan hingga teknologi. Paper ini akan jauh
membahas lebih dalam megenai profesi yang menunjang karir seorang dokter.
Dimana dapat kita ketahui profesi yang tidak kalah penting membantu dalam dunia
kedokteran.
Banyak orang yang tentu sudah mengenal profesi seorang
dokter, dokter adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan
orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa
disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan
pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran. Banyak orang
mengira jika sakit, mereka hanya perlu datang ke dokter untuk berobat. Padahal
banyak sekali profesi yang turut membantu dalam diagnosa seorang dokter.
Profesi bidan misalnya secara teknis bidan adalah seseorang yang membantu dalam
proses kelahiran seorang bayi dimana ia membantu profesi seorang dokter
kandungan. Contoh kedua adalah perawat jika anda pernah dirawat di rumah sakit
tentu anda akan dirawat oleh seorang perawat dimana perawat bertugas untuk
merawat pasien dari seorang dokter. Ada satu lagi profesi yang sangat membantu
profesi seorang dokter, profesi tersebut adalah profesi analis kesehatan.
Banyak sekali orang tidak mengerti mengenai analis kesehatan. Definisi analis kesehatan atau
pranata laboratorium ialah petugas yang bekerja di laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan lab sebagai penunjang diagnosa dokter demi membantu seseorang
mencapai keadaan jasmani, dan jiwa yang sejahtera.
Diagnosa seorang dokter sangat dipengaruhi oleh sampel yang
diteliti oleh pranata laboratorium atau analis kesehatan. Jika terjadi
kesalahan dalam meneliti sampel maka yang patut disalahkan adalah analis
kesehatan yang tidak terampil dan bertanggungjawab atas sampel tersebut.
Diagnosa adalah identifikasi mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam medis,
ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dll. Sampel adalah bagian dari populasi yang
ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun
bukan populasi itu sendiri. Dalam hal ini sudah sepatutnya seorang analis
bekerja sama dengan dokter dalam membantu mendiagnosa suatu penyakit. Dengan
demikian sudah sangat jelas bahwa analis kesehatan adalah contoh dari salah
satu profesi yang sangat menunjang dalam dunia kedokteran. Berdasarkan hal
tersebut seperti yang kita ketahui jurusan analis kesehatan masih sangat langka
di Indonesia. Peluang kerja yang menjanjikan bagi lulusannya membuat jurusan
ini banyak dicari oleh lulusan sekolah menengah atas.
Mengapa harus analis kesehatan? Karena lulusan
program studi (prodi) analis kesehatan makin dibutuhkan. Profesi ini berperan
menegakkan diagnosa klinis melalui pemeriksaan laboratorium. Bahkan bisa
menggeser peran seorang dokter. Untuk memastikan jenis penyakit, sampel darah
pasien akan diperiksa di labaratorium. Demikian imbauan yang lazim diucapkan
pejabat di tengah merebaknya wabah flu burung. Bicara soal laboratorium,
ingatan kita selalu tertuju pada sebuah profesi: analis kesehatan. Ya, profesi
tersebut sekarang sedang naik daun. Sebagai operator laboratarium, analis
kesehatan menjadi ujung tombak untuk mendiagnosa beragam penyakit. Padahal dulu
dokter bagaikan ''dewa'', dan dianggap sebagai satu-satunya tenaga medis yang
berwenang menentukan derajat kesehatan pasien. Seiring dengan perkembangan ilmu
kesehatan, makin terbukalah rahasia tautan derajat kesehatan dan komposisi
kimia dalam tubuh manusia. Alhasil, uji klinis seperti sampel darah, urine dan
kandungan lain dalam tubuh sangat penting, untuk memastikan jenis serta stadium
penyakit yang diderita pasien. Oleh sebab itu, wajar jika muncul klaim bahwa
peluang kerja analis kesehatan di masa sekarang dan mendatang makin cerah.
Mereka bisa bekerja di instansi pemerintah (sebagai PNS), rumah sakit swasta,
laboratorium swasta, maupun marketing diagnostic. Keberadaan tenaga analis
kesehatan yang profesional kian dibutuhkan masyarakat. Mengapa analis kesehatan
makin laris manis? Hal tersebut merujuk pada dua faktor. Pertama, munculnya
paradigma kesetaraan di antara tenaga medis. Dulu ada kesan bahwa perawat,
analis, serta tenaga medis lainnya hanya sekadar pembantu dokter. Saat ini
muncul paradigma baru bahwa setiap tenaga medis merupakan sejawat yang saling
membutuhkan. Alasan kedua, masyarakat makin menyadari pentingnya tenaga analis
dan laboratorium kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan setiap
puskesmas harus memiliki sekurangnya satu tenaga analis kesehatan. Meski pangsa
pasar besar, sampai sejauh ini populasi prodi analis kesehatan relatif kecil.
Fenonema ini juga terjadi dalam skala yang lebih luas, yaitu nasional.
Pasalnya, sampai kini baru terdapat 20 program studi analis kesehatan di
seluruh Indonesia. Populasi prodi lain pada bidang ilmu yang sama, seperti
analis farmasi dan analis kimia, juga relatif kecil. Bahkan prodi refraksi
optisi baru dimiliki lima perguruan tinggi di Indonesia. Pada saat yang sama,
kesadaran masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan dan kualitas hidup juga
meningkat. Salah satunya ditandai dengan menjamurnya klinik atau laboratorium
kesehatan. Apakah ini akibat banyak masyarakat yang mengidap penyakit
degeneratif seperti diabetes, asam urat, liver, dan jantung? Bisa jadi memang
begitu, atau lantaran meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi kesehatannya. Sudah lumrah, jika
penderita diabetes melakukan pengecekan kadar gulanya secara teratur di
laboratorium kesehatan. Ternyata setengah dari sebagian responden mengaku
datang atas inisiatif sendiri. Artinya, bukan karena ada rekomendasi dokter.
Mudahnya memperoleh informasi kesehatan membuat masyarakat seakan mengabaikan
peran dokter. Dengan berpatokan pada hasil uji laboratorium, masyarakat
kemudian melakukan terapi penyakit secara mandiri. Pada batas tertentu, hal itu
diperbolehkan. Misalnya, hasil uji kadar gula darah digunakan sebagai patokan
diet bagi penderita diabetes. Namun, peran dokter itu sangat diperlukan untuk
memberikan terapi secara menyeluruh. Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan
Departemen Kesehatan, mahasiswa analis kesehatan juga memperoleh bekal di
bidang analis medis, industri, dan kimia. Konsepnya bukan konsentrasi,
melainkan lingkup kurikulum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar